Review Film Mendadak Kaya 2019
Genre film komedi layar lebar
selalu ditunggu oleh banyak pengemar, termasuk oleh orang-orang yang senang
dengan tontonan lawakan. Candaan yang dibangun dalam film layar komedi
bertakjub komedi memang bisa diakui cukup menghibur, terlebih untuk Anda
mungkin yang selalu sibuk dengan aktifitas padat kesibukan dikota. Memilih film
komedi adalah sebuah langkah yang baik untuk menghilangkan rasa lelah dan
stress.
Cukup banyak film komedi layar lebar di indonesia yang telah tayang,
hampir semuanya memberikan hiburan sendiri bagi pengemarnya. Namun saat ini ada
beberapa film komedi yang kembali mengangkat film lama, dimana pengemasnya
dengan pemain baru. Itu dapat menjadi sebuah nostalgia, akan tetapi masih
sangat berbeda karena tidak dimainkan lagi oleh pemeran utamannya.
Terlepas dari itu semua, unsur
dalam film komedi juga kerap kali digabungkan dengan beberapa genre lain.
Pasalnya unsur komedi mampu memberikan sebuah penyegar dan dapat mencairkan
suasana yang tegangan. Itu juga terjadi pada film Mendadak Kaya, dimana
terdapat unsur komedi dan drama disini.
Bercerita tantang tiga sekawan, yaitu Doyok
(dipernkan oleh Fedi Nuril), Otoy (dipernkan oleh Pandji Pragiwaksono), dan Ali
Oncom (dipernkan oleh Dwi Sasono),dimana mereka bertiga merasa putus asa akibat
masalah ekonomi yang mereka hadapi. Mereka juga telah mengupayakan berbagai
cara untuk mendapat uang, sampai akhirnya membawanya pada sebuah keberuntungan
yaitu mendapatkan koper yang berisikan penuh uang didalamnya.
Mereka menjadi
kaya mendadak, akan tetapi uang tersebut sedang dicari sang pemilik. Lantas
sebenarnya uang siapakah yang ada dalam koper tersebut? Lalu bagaimana nasib
dari Doyok, Otoy, dan Ali Oncom untuk hadapi masalahnya? Jika penasaran Anda
dapat download film Mendadak Kaya sekarang ready di website layarkaca21 ini, namun untuk Anda yang ingi
tahu sedikit pengalan ceritanya. Simak ulasan dari kami berikut ini.
Review Film Mendadak
Kaya 2019
Komedi situasional tampak sangat relate
Anda tidak perlu cemas disini,
tenang karena film satu ini bukan seri lanjtan dari film DOA (Cari Jodoh) 2018
lalu. Meskipun bisa dibilang semestanya sama, ini tidak berarti Anda wajib
untuk nonton film sebelumnya. Untuk Anda yang baru nonton film ini, jangan
khawatir jika tidak nyambung. Sama dari komik strip-nya dimana akan
menghadirkan sebuah cerita baru, film Mendadak Kaya mirip seperti episode komik
klise, namun datang lebih segar. Komedi yang keluar juga tidak terlalu kaku
seperti pada film sebelumnya.
Pengembangan dari alur ceritanya juga sangat
relate. Meski terdapat beberapa imajinasi mendramatisir, namun masih dapat
diterima. Konflik yang hadir sangat sederhana, sehingga mudah untuk ditebak. Ini
yang menjadi poin minus bagi sebagian orang dan bisa membosankan. Bagi Anggy
Umbara disini sebagai sutradara tampaknya tidak menjual konflik cerita, akan
tetapi lebih memaksimalkan komedi situasional yang ada di masyarakat menengah
ke bawah.
Karakter yang dibangun cukup luwes dan lebih berkembang
Karakter Doyok, Otoy, dan Ali
Oncom dibangung lebih luwes dan berkembang jika dibandingkan film pendahulunya.
Anggy sang sutradar tidak ingin mengembangkan alur cerita, namun lebih fokus
pada karakter pemain supaya mudah diterima penonton saat ini. Melihat pada karakter
tiga sekawan, dimana mereka hidup di era tahun ’70-an dalam koran Poskota.
Hal
tersebut sangat penting yang menjadikan sineas berinovasi melalui karakter pemainnya
dengan komedi. Film Mendadak Kaya ini, di kategori masuk ke dalam usia 13 tahun
ke atas, jadi bisa dibilang penontonnya adalah generasi masa kini. Dimana
mereka tidak akan tahu siapa sosok Doyok, Otoy, dan Ali Oncom. Terlebih tentang
keseharian hidup mereka, dimana akan menggambarkan tentang kehidupan
orang-orang kelas menengah ke bawah.
Lebih cerah dan sangat hidup
Visual cerah yang tampak mirip
film MD Pictures juga dibangun dalam film Mendadak Kaya. Disesuaikan dengan
mood film komedi yang akan selalu terlihat ceria. Namun masih kurang mengena di
hati penonton. Soaln scoring tidak bertele-tele, drama komedi ini jauh lebih
hidup. Adengan momen sedih dibalut dengan nada sendu, dan pada adegan momen
bahagia menggunakan nada seru. Tidak ada adegan bernyanyi dalam film ini, jadi
Anda sebagai penonton jangan mengharapkannya. Untuk gantinya, breaking the
fourth wall menjadi konsepnya dan membuat semakin intens.